
Bukan sekali ini "si poltak" ini berulah,sering dalam forum-forum atau acara dialog di televisi pun si poltak ini selalu melangkahi norma-norma dalam berdemokrasi.Dan lebih sering yang diucapkan dalam forum itu biasanya melenceng jauh dari subtansi yang sedang dibicarakan.masih ingat di pikiran kita bagaimana ucapan berbau SARA yang dilontarkan bang Ruhut kepada Fuad bawazier.Seolah tak bisa belajar dari kesalahannya itu bang Ruhut malah "nyerocos" terus dalam berdialog tanpa mengontrol apa yang diucapkannya.
Di acara televisi pun sikap-sikapnya seolah dia itu bukan dewan perwakilan RAKYAT tapi lebih kepada dewan perwakilan SBY.Padahal dia kan dipilih langsung oleh rakyat bukan oleh SBY.Yang lebih menyakitkan lagi bang poltak ini selalau menyombongkan kemenangan Demokrat dan SBY.Sebuah bibit kesewenang-wenangan yang tak bersahaja yang tak menghormati asas Demokrasi.Karena sebagai pemenang seharusnya merendah bukan berbusung dada,sebagai bentuk terima kasih kepada rakyat yang telah mempercayainya.Sekarang rakyat banyak menyesal bila harus melihat kenyataan ini.
Sebagai anggota dewan yang terhormat seharusnya politik santun harus dikedepankan.Bukan malah berlagak sok jago dengan menyombongkan diri.Ingat filosofi PADI semakin tua dan meninggi seharusnya semakin menunduk.
Sekarang kita lihat bagaimana sikap Partai Demokrat menyikapi ulah "si poltak" ini.Apakah mereka masih mau memelihara politikus busuk macam ini atau menyapu kebusukan itu dari dalam rumahnya sendiri dengan membuangnya jauh-jauh...

GERAM by.mr.ichank's
sumber foto: kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar