Rabu, 30 Desember 2009

GURU BANGSA ITU TELAH PERGI

innalillahi wa innailaihi rojiun.Indonesia kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya,Seorang tokoh yang menguasai wawasan kebangsaan dan universalitas.Sosok yang berpegang teguh prinsip dalam menegakkan Hak Asasi Manusia.Seorang yang dicintai baik dari kaum muslim ataupun non muslim.Jasanya tak sedikit bagi bangsa ini.

SELAMAT JALAN GUSDUR...

Engkau layak di beri penghargaan sebagai pahlawan demokrasi, pahlawan multikultural,pahlawan HAM.
Kami sebagai pemuda penerus bangsa berjanji akan meneruskan cita-cita & ajaranmu dalam bernegara & berdemokrasi semampu kami bagi bangsa yang kita cintai ini....

crying from mr.ichank's

Selasa, 22 Desember 2009

LUNA vs INFOTAIMENT

Perseteruan Luna Maya dan Infotaiment bermula dari kalimat hujatan yang ditulis Luna Maya lewat akun Twitter pribadinya,disitu dituliskan kalau infotaiment itu derajatnya lebih hina daripada PELACUR dan PEMBUNUH.Tulisan itu lahir dari kejadian saat wartawan infotaiment yang mencoba mewancarai Luna Maya setelah menghadiri pemutaran pertama Film "sang Pemimpi".Disitulah terjadi kesalahpahaman antara Luna dan wartawan infotaiment saat kepala Aliea(putri Ariel) secara tidak sengaja terbentur kamera salah satu wartawan.Luna naik pitam dan akhirnya melampiaskan amarahnya lewan akun TWITERnya.
Selang sehari Luna pun mendapat kecaman dari kalangan wartawan khususnya wartawan infotaiment.Dan akhirnya dilaporkan ke Polda Metro Jaya yang di fasilitasi oleh PWI jaya, Kamis, 17 Desember silam.Reaksi para wartawan Infotaiment ini mendapat respon yang luar biasa dari masyarakat,soalnya Luna Maya dijerat dengan Pasal 27 ayat 3 UU ITE tentang pencemaran nama baik.Hal itu mengingatkan kita kepada kasus Prita Mulyasari.
Terlepas dari pernyataan Luna Maya di akun twiternya.Tak sedikit yang menghujat atupun yang mendukung tindakan itu,termasuk di kalangan wartawan sendiri.Dewan Pers pun bereaksi,menurut mereka tindakan itu sudah terlalu keblabasan.Karena itu akan jadi "bumerang" yang akhirnya suatu saat akan menjerat mereka sendiri.Hal itu masuk akal karena para wartawan infotaiment yang di dukung PWI sering memuat berita tanpa di dasari bukti yang kadang mereka dengar dari desas desus semata,dan akhirnya merekapun dapat dijerat dengan UU ITE tersebut.Seharusnya Wartawan infotament sadar kebebasan berekspresi itu tak luput dari jati diri mereka sebagai insan pers,itupun kalau mereka masih mau di akui sebagai wartawan walaupun itu masih sering diperdebatkan.
Tindakan wartawan infotaiment sendiri sering menyalahi kode etik sebagai wartawan.Ketika nara sumber enggan diwawancarai mereka nekad mengejar walaupun berita yang mereka akan muat tak penting untuk informasi ke publik.Sebenarnya banyak artis yang merasa jengkel dengan tingkah para wartawan infotaiment,tapi si artis takut akan kehilangan pekerjaan mereka.Dan merekapun tak berani untuk bertindak,Walaupun ada wadah aduan tentang kode etik wartawan itu sendiri di dewan pers.
Dalam moment ini saatnya wartawan infotaiment mengevaluasi kinerja mereka,jangan hanya mengikuti dan mencari-cari aib seseorang terutama artis.Karena seandainya mereka yang jadi artis dan diperlakukan begitu,siapa yang menjamin kalau mereka tak akan marah dan bertindak seperti Luna Maya atau lebih buruk lagi.Sekedar Masukan buat para wartawan infotaiment,BEKERJALAH DENGAN REALITA YANG ADA DAN JANGAN HANYA JADI TUKANG GOSIP.....

PEACE.By.mr.Ichank's

Minggu, 20 Desember 2009

KOIN KEADILAN


Rasa keadilan masyarakat benar-benar tergugah,ketika hakim pengadilan tinggi Banten mengabulkan tuntutan perdata RS Omni kepada Prita Mulyasari sejumlah posko Koin Peduli Prita pun berdiri di Jakarta dan beberapa kota lainnya.Dari anak TK sampai Ibu-ibu,dari pengamen sampai para PSK pun ikut andil dalam menggalang dana untuk membantu meringankan beban Prita.Dari informasi terakhir Dana itu sudah melebihi target dari putusan vonis pengadilan.Rp 825 juta lebih telah terkumpul.
Moment ini seharusnya menggugah pemerintah bahwa rakyat saat ini menuntut rasa keadilan,karena keadilan itu selama ini tak pernah berpihak pada rakyat kecil.Sehingga gerakan koin peduli Prita itupun bisa diartikan bahwa suara rakyat saat ini bersatu menentang ketidak adilan.
Jangan pernah selalu berpatokan pada hukum bila harus mengenyampingkan rasa keadilan,karena rasa keadilan tak selalu lahir dari sebuah proses hukum.Keadilan yang sejati tumbuh dari hati nurani,bukan dari pandangan legalitas dan formalitas semata.rakyat sudah terlalu lama menderita,kami menanti terobosan hukum dari pemerintah yang pro rakyat kecil...

peace_By.mr.ichank's

Rabu, 16 Desember 2009

si Poltak bikin ulah "lagi"


Politisi Partai Demokrat, Ruhut Sitompul kembali mengeluarkan pernyataan kontroversial berbau etnis alias Sara. Pernyataan Ruhut itu memancing sedikit kericuhan dalam diskusi 'Angket Century, SBY Jatuh?'.

Pernyataan Ruhut diawali dengan pernyataan bahwa kasus Bank Century adalah kasus yang biasa-biasa saja. Dia kemudian membandingkan dengan masa pemerintahan Megawati, di mana Kwik Kian Gie menjabat sebagai Menko Ekuin saat itu.

"Dan waktu itu yang kayak Sri Mulyani, kawan kita yang chinese itu, Kwik Kian Gie," kata Ruhut saat diskusi di Jakarta, Rabu 16 Desember 2009.

Tak cukup dengan itu, Ruhut pun juga membandingkan kasus Century dengan korupsi yang terjadi pada masa Presiden Soeharto. Menurutnya kasus Century masih jauh lebih kecil. "Kalau dibandingkan Zamannya Bang Fuad Bawazier, zamannya Pak Harto berapa ribu triliun (korupsinya)," kata dia.

Pernyataan Ruhut ini kemudian mendapat tanggapan dari salah satu peserta diskusi, Adi. Dia menyatakan sangat kecewa dengan pernyataan Ruhut yang berbau Sara alias Suku, Agama, Ras itu.

"Saya kecewa anda bicara soal Chinese. Bagi saya tidak penting, yang penting bekerja untuk rakyat. Karena anda pernah tersandung waktu mau pemilu tersandung masalah (soal sara)," kata Adi.

Mendengar pernyataan Adi itu, Ruhut menjadi naik pitam. Dengan nada suara tinggi, dia meminta Adi dikeluarkan dari ruang diskusi yang diselenggarakan di geding Intiland itu. "Jangan kau pikir ini pasar ikan. Saya disini diundang. Suruh dia keluar, kalau tidak saya yang keluar," kata dia dengan suara tinggi.

Setelah beberapa saat adu mulut, akhirnya Ruhut sendiri yang keluar meninggalkan ruang diskusi. "Saya keluar, terima kasih, saya yang keluar," kata dia.

Keluarnya Ruhut ini mendapat respons dari peserta diskusi lainnya. Mereka ada yang mentertawakan Ruhut. Bahkan, salah satu politisi Partai Gerindra, Permadi mengeluarkan sebuah celetukan mengiringi langkah Ruhut. "Intinya Ruhut takut dibantai, makanya keluar," seloroh Permadi."VIVAnews"_____________________________________________________________________________________________________________________________

inilah potret politisi yang tak bermoral.saat SBY menginstruksikan budaya politik santun,bang poltak kita malah menyakiti hati sebagian rakyat indonesia dengan kata-kata bernuansa SARA.ini bukan pertama kali bang poltak bikin ulah.
Mungkin saat ini SBY mesti mempertimbangkan posisi bang poltak di jajaran partai demokrat.kalau tidak,iklim politik kita akan terkontaminasi oleh politikus kotor semacam ini.Atau memang politikus demokrat seperti itu semua.....??? 

peace from mr.ichank's